Selasa, 24 Maret 2020

GAHARU

Hasil sulingan gubal gaharu
PENGERTIAN
- Asosiasi Gaharu Indonesia (AQSGARIN) : adalah sejenis kayu keras dari pohon gaharu atau tanaman lain penghasil gaharu yang tumbuh secara alamiah, budidaya yang sudah terinfeksi proses alamiah, buatan serta mengandung damar wangi dan memiliki serat, bobot dengan mengeluarkan aroma pada saat dibakar (Salampessy, 2009).

- Gaharu adalah senyawa fitoaleksin yang merupakan metabolit sekunder dari pohon gaharu sebagai mekanisme pertahanannya.
Gubal gaharu adalah bagian kayu karas yang mengandung akumulasi damar wangi dengan konsentrasi yang rendah.


Gubal gaharu














TANAMAN PENGHASIL GAHARU

Tanama yang teridentifikasi mengeruarkan resin gaharu adalah genus Aquilaria dan Gyrinops.


Aquilaria malacensis
Gyrinops (gaharu lombok)












Inokulasi fungi gaharu atau senyawa yang dapat menginduksi resin gaharu, dilakukan pada tanaman yang telah membentuk gubal.



Anatomi batang dikotil

Lubang inokulasi/pelukaan dilakukan tepat di tempat daerak kayu gubal.
Jika lubang melebih daerah gubal maka fungi yang diintroduksikan akan menyebabkan kematian tanaman.

GAHARU SEBAGAI EFEK PATOLOGI

Fungi penginduksi (Suryantini & Wulandari. 2012)
  • Fusarium
Isolat Fusarium di PDA
Ciri mikro Fusarium












Apergillus

Isolat dan ciri mikro Aspergillus





  • Mucor
Isolat Mucor
Ciri mikro Mucor


Rhizopus

Ciri mikro Penicillium

  • Penicillium
Isolat Penicillium















  • Acremonium                               
 
Ciri mikro Acremonium
Isolat Acremonium









INDUKSI RESIN GAHARU

Proses keluarnya resin pada pohon pembentuk gaharu merupakan rangkaian proses patologi pada tanaman, dimana ketika tergapat benda/mahluk asing masuk ke dalam jaringan tanaman maka tanaman akan mempertahankan dirinya dengan cara mengeluarkan resin. Berbagai tingkatan virulensi sepanjang terdapat luka maka tanaman akan terinduksi untuk mengeluarkan resinnya.
proses infeksi fungi pembentuk gaharu terjadi setelah spora landing, kemudian kontak dengang epidermis. Selanjutnya : 
  • Hifa melakulan penetrasi (H) secara fisik dan degradasi lapisan-lapisan dinding sel tanaman secara enzimatis. 
  • Di dalam sel hifa penetrasi membentuk houstorium, dan 
  • Proses kolonisasi dan invasi.

Proses infeksi
Proses perkembangan penyakit (patogen fungi pada tanaman pembentuk gaharu) berikutnya dipengaruhi oleh:
  • Patogen (virulensi).
    • jika virulensi tinggi maka tanaman yang diserang mati dan resin yang dikeluarkan sedikit
    • jika avirulen maka luka tanaman akan cepat normal
    • jika virulensi rendah maka tanaman akan mengeluarkan resi selama proses pertumbuhan dan perkembangan patogen dalam tubuh tanaman
  • Lingkungan yang mendukung perkembangan penyakit.
    • ketika tanaman gaharu dibudidayakan tanpa memperhatikan lingkungan tempat tumbuh alami (RH kurang, suhu tinggi, intensitas cahaya tinggi) maka proses patologi terhenti 
  • Tanaman yang rentan terhadap penyakit (prinsip segitiga penyakit).
    • tanaman yang sangat rentan akan menghasilkan resin yang sedikit ketika terjadi infeksi patogen
Segitiga penyakit

Resin gaharu terdeteksi mengandung sesquiterpenoid yang menyebabkan aroma harum. Resin ini termasuk dalam senyawa fitoaleksi yang merupakan SYSTEMIC ACQUIRED RESISTANCE (SAR) atau sistem ketahanan terimbas.

TEKNIK PEMBENTUKAN GAHARU

Secara tradisional   (Muin, 2010)
  • dengan menakik atau melukai batang pohon gaharu sedalam 1 sampai 3 cm
  • membuat rongga selebar 1-2 cm
  • dengan cara memasang pasak yang terbuat dari kayu belian
  • menanam liana yang membelit batang pohon gaharu          

                
Pelilitan dengan liana
Inokulasi tradisinal
Inokulasi dengan fungi patogen (Fusarium dan Acremonium )
  • Bersihkan dan lakukan sterilisasi peralatan yang akan digunakan untuk membuat lubang dan memasukkan inokulan dengan menggunakan alkohol 70 % atau spirtus.
  • Buat lubang inokulasi dengan menggunakan bor tangan atau bor mesin.  
    • Mulai dari bagian bawah (± 80 cm dari tanah). 
    • Diameter lubang antara 0,8 cm sampai 1,0 cm, kedalaman disesuaikan dengan diameter pohon. Untuk pohon yang berdiameter 10 cm, kedalaman sekitar 5 cm.
  • Masukkan inokulan ke dalam lubang inokulasi, dalam hal ini bisa menggunakan inokulan cair, padat atau langsung dari biakan PDA dengan air aquades.

Inokulum dalam yang dikembangkan pada sekam

Inokulum cair dengan ekstrak kentang (PDB)




Inokulum yang dikembangkan pada beras


  • Tutup lubang dengan mengunakan pasak dari kayu atau lilin lunak. Penutupan dilakukan, agar lubang inokulasi tidak masuk air.
  • Lanjutkan membuat lubang berikutnya dan seterusnyaJarak antar lubang satu dengan yang lainnya 20 cm – 30 cm dengan arah spriral.
  • Induksi harus dilakukan sampai ke bagian atas, atau minimal sampai batas cabang pertama.  
    • Namun akan lebih baik jika dilakukan induksi pada bagian cabang, terutama untuk pohon yang berdiameter lebih besar dengan diameter cabang lebih dari 10 cm.
  • Untuk inokulasi pada pohon yang tinggi harus menggunakan tangga atau barak (Gambar Muin, 2010 dan 2012).

Pembuatan lubang / pelukaan dibuat spiral ke atas 
Inokulasi, lubang ditutup dalam keadaan aseptik

Inokulasi dengan tangga

Hasil inokulasi diketahui dengan pengamatan :
  • adanya browning / nekrosis disekitar luka/lubang
  • dibuktikan dengan menyayat gejala dan dibakar
  • jika nekrosis terjadi sampai ke dalam kayu maka daparat dikatakan infeksi fungi tengah berlangsung
  • jika bagian kayu bergejala dibakar dan terdapat aroma harum (khas gaharu) maka dikatakan terjadi induksi resin.
Penyayatan luka inokulasi

Gejala nekrosis akibat inokulasi


Perkembangan nekrosis pada luka inokulasi
     
Inokulasi tidak berhasil
KUALITAS GAHARU
Kualitas gaharu dikelompokkan menjadi :
Gubal gaharu adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang agak kuat, ditandai oleh warnanya yang hitam atau kehitam-hitaman berseling coklat.
Gubal gaharu

Kemedangan adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang lemah, ditandai oleh warnanya yang putih keabu-abuan sampai kecoklat-coklatan, berserat kasar, dan kayunya yang lunak.
Kemedangan

Abuk gaharu adalah serbuk kayu gaharu yang dihasilkan dari proses penggilingan atau penghancuran kayu gaharu sisa pembersihan atau pengerokan










Tidak ada komentar:

Posting Komentar